Monday, February 21, 2011

> Jenis-Jenis Lumut

Tubuh lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun dan ada pula
yang seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya, tetapi belum
terdapat akar yang sesungguhnya sehingga lumut ini oleh para ahli dibedakan
menjadi dua kelas, yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun).

1) Hepaticopsida/Lumut Hati

Seringkah Anda menemukan lumut di
tempat yang basah atau di tempat kering
seperti pada kulit-kulit pohon, di atas tanah,
atau batu cadas? Golongan lumut ini sering
hidup di daerah tersebut.

Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh species lumut hati yang terkenal. Contoh lumut hati yang lain adalah Marchantia geminata, Anthoceros natans, Ricceia natans, dan Marchantia polymorpha. Amatilah bentuk tubuhnya! Tubuhnya berwujud tumbuhan yang pipih hijau seperti pita yang bercabang-cabang dan di tengahnya ada urat daun. Permukaan atasnya
lebih hijau dibandingkan dengan permukaan bawahnya, hal ini menunjukkan
bahwa lumut tersebut mengandung klorofil, apakah lumut tersebut
dapat melakukan fotosintesis?

Sebagian besar lumut hati ini mempunyai sel-sel yang mengandung
minyak. Minyak tersebut berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Tumbuhnya
lekat dengan permukaan tanah yang lembap dengan ratusan rizoid yang
panjang dan halus. Cara perkembangbiakannya sama dengan lumut pada
umumnya, yaitu secara seksual dan tempat anteridium dan arkegonium
terpisah, jadi Marchantiales ini berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan
anteridiofor dan pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor.

Pada tiap lekukan (lobus) terdapat satu arkegonium yang tumbuh ke
arah bawah. Pada saat turun hujan, pembuahan ini akan terjadi, yaitu oleh
percikan air hujan, cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari
anteridium ke arkegoniofor dan terbentuk zigot, kemudian menjadi sporofit
dan terbentuk kapsul sebagai tempat terbentuknya spora, sementara
arkegoniofor akan tumbuh terus memanjang. Spora ini akan jatuh pada
tempat yang cocok sehingga akan berkecambah menjadi protonema yang
berupa benang pendek dan mengandung klorofil dan selanjutnya tumbuh
menjadi tumbuhan lumut hati.

Lumut hati juga melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan
pemisahan bagian tubuhnya (fragmentasi) dan pembentukan kuncup
(gemma) pada bagian atas daun, kuncup yang terlepas tersebut akan tumbuh
menjadi tumbuhan lumut hati.

Apa peranan lumut hati bagi kehidupan kita? Dahulu, lumut ini digunakan
sebagai bahan obat penyakit hepar (hati), tetapi sampai saat ini belum
diketahui secara pasti kepentingan ekonomisnya. Tetapi dapat digunakan
sebagai indikator untuk daerah lembap dan basah.

2) Bryopsida/Lumut Daun

Tahukah Anda lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang,
dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan
lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Habitatnya yang amat luas,
dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara periodik mengalami
masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.

Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas,
batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan.
Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur
yang bermacam-macam. Perhatikan bagian-bagian lumut daun pada Gambar
7.18!


Amatilah struktur tubuhnya! Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang
semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya,
tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk
daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Amatilah batang dan
daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di objek
glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di bawah
mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak
menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah
yang membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga
digolongkan tersendiri.

Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang
atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya
paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu
jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah
dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila
anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini
terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan
mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada
arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium,
tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk
seperti corong, seperti tampak pada Gambar 7.18!

Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar
dan memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan
membentuk tudung (kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini
akan terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium.

Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu berbentuk seperti tabung
silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup yang disebut operculum, di
bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap akan
menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau kapsul
sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan
operculum terlepas sehingga spora akan keluar, lihat Gambar 7.18!

Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan
mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah
tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunas-tunas,
dan menjadi tumbuhan lumut.

Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel
telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid
dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan,
akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian
berkembang menjadi sporofit.

Contoh species lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan
lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan
yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah
yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah
gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

3. Lumut Kerak (Lichenes)
Sebenarnya lumut kerak ini
merupakan gabungan miselium jamur yang di
dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling
bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan
Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga
hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta
yang uniseluler.

Ada sekitar 18.000 species Lichenes yang
sudah diidentifikasi. Lichenes ini mampu hidup
pada lingkungan yang kurang baik, dapat ditemukan
di bebatuan. Bagaimana hubungan kedua
organisme tersebut sehingga dapat tumbuh menjadi Lichenes? Coba ingat
kembali materi tentang alga! Alga mempunyai klorofil sehingga dia mampu
melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan makanan. Selanjutnya,
makanan tersebut digunakan oleh jamur untuk hidup dan tumbuh. Jamur
melalui hifa-hifanya dapat menyerap dan menyimpan air dan mineral yang
juga akan digunakan oleh alga. Jadi, keduanya saling membutuhkan.

Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada
lumut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu
hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup,
misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini
dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu.
Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan
permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya.

Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena
dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di
suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah
tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai
obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang
dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.

Berapa banyakkah jenis lumut kerak yang dapat kita temukan? Lumut
kerak yang talusnya seperti kerak dan melekat erat substratnya dinamakan
krustosa, misalnya Physcia. Jika talusnya berbentuk seperti daun dinamakan
foliosa, misalnya Parmelia. Jika bentuk talusnya tegak seperti semak atau
mengantung seperti pita/jumbai dinamakan fruktikosa, misalnya Usnea
(lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah pegunungan.
Sejak dahulu, Usnea dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena mengandung
asam usnin, yang merupakan bahan antibiotik.


Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan potongan lumut
kerak, maka induk akan terlepas. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat
struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh
hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung.

Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok,
maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan
jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk
askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya
masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat
yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.

No comments:

Post a Comment